PERPUSTAKAAN SEBAGAI SUMBER BELAJAR
Studi tentang Urgensi Pengelolaan Perpustakaan dalam Pelaksanaan Pendidikan 
di Madrasah Aliyah (MA) Miftahul Ulum Sumberjati Bungbaruh Kadur Pamekasan
Oleh : Syaiful Rahman, SE *
Latar Belakang
Perpustakaan merupakan salah satu sarana yang sangat penting dalam  penyelenggaraan pendidikan. Pelaksanaan pendidikan di semua jenjangnya,   mulai dari yang paling rendah (Taman Kanak-kanak) sampai yang paling  tinggi (Perguruan Tinggi), tidak akan berjalan dengan lancar tanpa  dukungan sarana perpustakaan. Hal ini dikarenakan kegiatan pembelajaran  tidak bisa dilepaskan dengan buku sebagai sumber informasi, demikian  pula sumber informasi yang lain seperti peta, globe, dan sebagainya,  yang biasanya tersedia di perpustakaan.
Pada zaman dahulu perpustakaan lahir sebagai salah satu lembaga  pendidikan non formal yang mampu memenuhi kebutuhan pendidikan  masyarakat sebelum lahirnya lembaga pendidkan formal. Peran perpustakaan  yang sangat dominan tersebut, tidak saja dirasakan hanya pada awal  pertumbuhan Islam dan ilmu pengetahuan, akan tetapi jauh sebelum Islam  lahir perpustakaan telah menghiasi dunia pendidikan pada zaman klasik.  
Pada masa kejayaan Islam, perpustakaan benar-benar tampil sebagai pusat  kajian ilmu dengan segala disiplin ilmu di dalamnya. Pada masa  kekhalifahan Abbasyiyah perpustakaan tersebar di beberapa kawasan timur  tengah seperti Sharaz, Mosul, Basrah, Kairo, Kordova, Fez, Tunis, dan  Maroko.  Demikian pula pada era setelahnya, yakni pada masa kemaharajaan  Seljuk, perdana menteri Nidzamul Muluk mendirikan perpustakaan untuk  madrasah Nidzamiyah yang memuat tidak kurang dari 6000 judul buku dalam  semua disiplin ilmu, baik agama maupun umum (profan).  
Ahmad Syalabi mengatakan, bahwa tersebarnya Islam dengan cepat  keseluruh penjuru dunia, tidak lepas dari peran ilmu pengetahuan yang  pada saat itu berpusat di perpustakaan. Para Khalifah dan Sultan akan  membangun  perpustakaan sebagai preoritas ketimbang bangunan lainnya.  Dengan demikian muncullah perpustakaan-perpustakaan yang diakui dunia  sebagai perpustakaan terbesar yang pernah ada saat itu, seperti  perpustakaan Bait al-Hikmah, Bait al-Ilm, Dar al-Hikmah, Dar al-Ilm dan  sebagainya. 
Keberadaan perpustakaan terus dibutuhkan hingga dewasa ini. Beberapa  pusat pendidikan di negara-negara maju seperti Amerika dan Australia,  demikian pula dunia Arab, terus mengembangkan perpustakaannya seiring  perkembangan ilmu pengetahuan. Demikian pula halnya dengan Indonesia  yang mencoba mengejar ketinggalannya dari negara-negara lain.
Dalam konteks pendidikan di Indonesia, kesadaran terhadap inportensi  perpustakaan dalam sistem pendidikan juga telah dimiliki para pengelola  pendidikan. Namun demikian pengadaan, pengelolaan, dan perawatan serta  kesinambungan bahan pustaka sering menjadi masalah yang serius dalam  kebanyakan lembaga pendidikan, terutama lembaga pendidikan dasar dan  menengah, dan terutama lagi lembaga pendidikan yang berlokasi di daerah  pedalaman dan jauh dari jaringan informasi dan komunikasi.
Madrasah Aliyah (MA) Miftahul Ulum yang berlokasi di Dusun Sumberjati  Desa Bungbaruh Kecamatan Kadur Kabupaten Pamekasan, juga menyadari  pentingnya perpustakaan dalam penyelenggaraan pendidikannya. Oleh karena  itu para pengelola lembaga pendidikan tersebut berusaha untuk memenuhi  kebutuhan tersebut, meskipun pada kenyataannya apa yang telah didapat  belum memenuhi harapan. Faktor utama dari kegagalan pencapaian harapan  tersebut adalah lemahnya sistem pengelolaan perpustakaan itu sendiri,  rendahnya minat baca pengunjung, terbatasnya koleksi bahan pustaka,  serta faktor lain yang menyertai perjalanan perpustakaan MA Miftahul  Ulum.
Berangkat dari landasan pemikiran tersebut tulisan ini akan mencoba  menganalisis keberadaan perpustakaan di MA Miftahul Ulum, yang meliputi  problematika dan alternatif solusi seputar tata cara pengadaan,  pengelolaan dan kesinambungan perpustakaan.
Identifikasi Masalah dan Rumusan Masalah
Keberadaan perpustakaan sebagai sarana pendidikan dan sumber belajar di  MA Miftahul Ulum  belum berjalan sesuai yang diharapkan para pengelola  lembaga pendidikan tersebut. Hal ini dikarenakan beberapa faktor  diantaranya adalah lemahnya kesadaran tentang pentingnya perpustakaan  dan lemahnya sistem pengelolaan perpustakaan itu sendiri, rendahnya  minat baca pengunjung, terbatasnya koleksi bahan pustaka. 
Untuk menfokuskan penulisan ini, sebaiknya penulis berangkat dari rumusan masalah berikut:
1. Bagaimana sebenarnya pengertian perpustakaan itu sendiri?  
2. Apa manfaat dan kegunaan perpustakaan dalam sistem pendidikan
3. Bagaimana langkah-langkah yang harus ditempuh dalam pengelolaan perpustakaan?
Berangkat dari rumusan masalah tersebut, penulis akan menjelaskan teknik  pengelolaan perpustakaan sebagai sumber belajar dalam satuan  pendidikan. 
Pengertian Perpustakaan
Perpustakaan (library)  adalah suatu unit kerja dari suatu badan atau  lembaga tertentu yang mengelola bahan-bahan pustaka, baik berupa  buku-buku maupun bukan berupa buku (non book material) yang diatur  secara sistematis menurut aturan tertentu sehingga digunakan sebagai  sumber informasi oleh setiap penggunanya. 
Pengertian perpustakaan tersebut, sekaligus memberikan ciri-ciri  terhadap perpustakaan itu sendiri. Selama ini apabila disebut kata  perpustakaan, pikiran akan terlintas pada sejumlah tumpukan buku-buku  belaka. Mengacu pada pengertian di atas, maka tidak semua tumpukan buku  dapat dinamakan perpustakaan, meskipun buku adalah merupakan komponen  utama dalam sebuah perpustakaan. Suatu satuan unit kerja dapat dikatakan  perpustakaan, apabila telah memilki ciri-ciri sebagai berikut;
1. Merupakan suatu unit kerja dari sebuah institusi.  Sebagai contoh,  perpustakaan MA. Miftahul Ulum merupakan unit kerja Mifathul Ulum
2. Mengelola sejumlah bahan pustaka. Di perpustakaan harus tersedia  bahan pustaka yang berupa buku dan non buku seperti majalah, surat  kabar, brosur, mikro film, peta, globe, dan gambar-gambar 
3. Digunakan oleh pemakai. Perpustakaan diadakan dengan tujuan  diantaranya untuk merangsang minat pengunjung untuk mempergunakan  perpustakaan tersebut sebagai sumber belajar, tempat penelitian dan  sebagainya 
4. Sebagai sumber informasi. Di samping fungsi utama adalah sebagai  sumber belajar, maka perpustakaan juga di gunakan sebagai sumber  informasi lainnya. 
Jenis-Jenis Perpustakaan
Ditinjau dari skala kegiatan dan jangkauan penggunanya, serta jenis  koleksi yang ada didalamnya, perpustakaan dibedakan jenisnya sebagi  berikut ;
1. Perpustakaan Nasional.
Perpustakaan nasional adalah perpustakaan yang dikelola pemerintah pada  tingkat nasional dan berfungsi sebagai perpustakaan nasional 
2. Perpustakaan Umum
Perpustakaan umum adalah perpustakaan yang dibiayai dari dana umum, baik  sebagian atau seluruhnya, terbuka untuk masyarakat umum tanpa  membeda-bedakan usia, jenis kelamin, kepercayaan, agama, ras, pekerjaan,  keturunan, serta memberikan layanan cuma-cuma untuk umum 
3. Perpustakaan Sekolah, Anak dan Remaja
Perpustakaan dalam jenis ini adalah perpustakaan yang berada di sekolah  dengan fungsi utama membantu tercapainya tujuan sekolah serta dikelola  oleh sekolah yang bersangkutan. Dalam pengertian ini, sekolah mencakup  semua tingkatan  mulai dari taman kanak-kanak sampai sekolah lanjutan  atas 
4. Perpustakaan Perguruan Tinggi
Perpustakaan perguruan tinggi adalah perpustakaan yang berada di bawah  pengawasan dan dikelola oleh perguruan tinggi dengan tujuan utama  membantu perguruan tinggi tersebut mencapai tujuannya 
5. Perpustakaan Khusus
Perpustakaan khusus adalah perpustakaan yang berfungsi sebagai pusat  referal dan penelitian serta sarana memperlancar pelaksanaan tugas suatu  instansi atau lembaga tertentu, seperti perpustakan yang berada di  bawah naungan perusahaan, departemen dan lembaga negara, lembaga  penelitian, pusat informasi dan dokumen, lembaga-lembga swasta, dan  sebagainya 
Manfaat Perpustakaan
Sebagai salah satu sumber belajar, perpustakaan memiliki manfaat yang  tidak kecil dalam mencapai tujuan belajar secara umum. Manfaat  perpustakaan tersebut diantaranya adalah sebagai berikut ;
1. Perpustakaan dapat menimbulkan kecintaan peserta didik terhadap  kegiatan membaca dan memperdalam pengetahuan, baik yang telah  dipelajarinya di dalam kelas, ataupun yang belum pernah dipelajari  sebelumnya 
2. Perpustakaan dapat menanamkan kebiasaan belajar mandiri oleh peserta didik tanpa bimbingan guru secara langsung 
3. Perpustakaan dapat mempercepat penguasaan teknik membaca  
4. Perpustakaan dapat melatih peserta belajar pada arah tanggung jawab ilmiah 
5. Perpustakaan dapat melatih perkembangan kemampuan bahasa peserta didik 
6. Perpustakaan dapat membantu peserta didik dalam kelancaran tugas-tugas belajarnya  
7. Perpustakaan dapat membantu guru dalam menemukan sumber-sumber pengajaran 
8. Perpustakaan dapat membantu seluruh elemen pendidikan (civitas  akademika) dalam mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi  
Fungsi Perpustakaaan 
Di samping manfaat yang telah disebutkan di atas, perpustakaan memiliki fungsi sebagai berikut;
1. Fungsi edukatif. Perpustakaan akan menyediakan buku-buku dan sarana  belajar yang disesuaikan dengan tingkat kurikulum unit lembaga yang  menaungi perpustakaan tersebut. Dengan demikian perpustakaan secara  tidak langsung akan menjadi sarana pendukung suksesnya tujuan pendidikan  yang dicanangkan oleh unit lembaga pendidikan tersebut 
2. Fungsi informatif. Perpustakaan yang maju, tidak hanya menyediakan  buku-buku sebagai koleksinya, akan tetapi lebih dari itu perpustakaan  akan menyiapkan sumber informasi yang lain, seperti; majalah, surat  kabar, pamflet, guntingan artikel, peta, over head projector (OHP),  slide projector, filmstrip projector, televisi, prabola, video tape  projectoe, jaringan internet dan sebagainya, yang semuanya digunakan  untuk memenuhi kebutuhan pengguna perpustakaan dalam menelusuri  informasi yang dibutuhkan 
3. Fungsi tanggung jawab administratif. Proses pelayanan perpustakaan  dikelola dengan pola administratif yang baik, dengan mementingkan  disiplin yang tinggi, yang mengikat pada pustakawan, pengguna, pengelola  dan penyelenggara unit pendidikan itu sendiri. Pola interaksi yang  diterapkan adalah dengan menggunakan tata adminstrasi yang baik, seperti  proses peminjaman, pengembalian dan sebagainya 
4. Fungsi riset. Sebagaimana disebutkan sebelumnya, perpustakaan  disamping berfungsi sebagai sarana pemenuhan kebutuhan sumber  pengajaran, perpustakaan dapat juga digunakan sebagai tempat penelitian  ilmiah  
5. Fungsi rekreatif. Fungsi rekreatif yang dimaksudkan di sini, bukanlah  rekreasi secara fisik, akan tetapi lebih mengarah pada psikologis.  Sebagai contoh, seorang peserta didik yang merasa jenuh atau stres  kemudian ia mengunjungi perpustakan dan membaca tentang tempat-tempat  yang indah, bertemu dengan referensi yang selama ini dibutuhkan, atau  bertemu dengan seseorang yang selama ini dicarinya, maka ia akan  menemukan kembalai semangatnya. 
Dasar-Dasar Pengelolaan Perpustakaan 
Setelah menyadari pentingnya peran perpustakaan, baik sebagai sarana  pelengkap pendidikan, maupun sebagai sumber belajar, maka di rasa perlu  untuk mengetahui dasar-dasar pengelolaan perpustakaan. Pada prinsipnya  pengelolaan perpustakaan adalah sebagai berikut:
1. Pengadaan bahan-bahan pustaka
Bahan-bahan pustaka adalah buku-buku, surat kabar, majalah, peta, globe,  radio, tape recorder, kaset, disk, film slide projector, film strip  projector dan sebagainya  pengadaan bahan-bahan pustaka bisa diperoleh  dengan cara pembelian , hadiah dari perseorangan atau badan usaha atau  instansi terkait,  pinjaman dari perseorangan atau lembaga terkait,   tukar menukar dengan perpustakaan lain, dan cara lain yang dibenarkan  dalam etika ilmu pengetahuan. Semakin banyak koleksi bahan pustaka, akan  semakin tinggi kualitas perpustakaan itu sendiri. Bahan pustaka yang  telah menjadi milik sebuah perpustakaan harus diinventarisir kemudian  distempel dengan stempel perpustakaan tersebut, kemudian diberi kode  atau nomor inventaris.  Seluruh aset pustaka memerlukan perawatan yang  teratur, bersistem, dan bersinambungan. 
2. Kalasifikasi
Klasifikasi dalam hal ini adalah proses memiliih dan mengelompokkan  buku-buku perpustakaan atau bahan pustaka lainnya atas dasar tertentu  serta diletakkan secara bersama-sama di suatu tempat. klasifikasi sangat  penting untuk mempermudah pengguna, pustakawan, dan guru dalam  menemukan bahan pustaka yang dibutuhkan. Pengklasifikasian bisa  berdasarkan: abjad nama pengarang, subjek, abjad judul buku,  kegunaan  buku, nama penerbit,  bentuk fisik, subjek isi buku, dan bahasa.   Pengklasifikasian yang paling sering digunakan dalam perpustakaan  lembaga pendidikan adalah dengan sestem subyek.
3. Katalogisasi
Katalogisasi adalah suatu proses mengkatalog bahan-bahan pustaka yang  dimiliki oleh perpustakaan. Katalog merupakan suatu daftar yang berisi  keterangan-keterangan yang lengkap (komprehensif) dari masing-masing  koleksi perpustakaan.  Keterangan yang tertera dalam katalog adalah  judul buku, nama pengarang, edisi atau jilid (kalau ada), kota  penerbitan, nama penerbit, tahun terbit, jumlah eksemplar, dan  sebagainya. Daftar katalog tersimpan dalam almari khusu katalog , atau  kalau memungkinkan dengan menggunakan sistem katalog komputer dengan  memakian sistem perangkat lunak DBMS (Data Base Management System) dan  sebagainya. .
4. Pengaturan dan Pemeliharaan Bahan Pustaka
Pengaturan berarti penyusunan dan penyimpanan bahan pustaka, sehingga  memudahkan pengambilan dan pengembaliannya. Untuk mempermudah  pengaturan, maka setiap bahan pustaka harus dilengkapi dengan label atau  nomor seri, kartu katalog beserta kantongnya, dan slip tanggal. 
Pemeliharan berarti menjaga keberadaan koleksi bahan pustaka agar tetap  utuh, tidak rusak, tidak kotor, tidak hilang, tersusun rapi di tempatnya  masing-masing, serta diusahakan untuk selalu bertambah. Perbaikan juga  berarti memperbaiki koleksi bahan pustaka yang rusak, mengganti yang  hilang serta meperbanyak jumlah eksemplarnya. .
5. Pelayanan pengguna perpustakaan
Pelayanan merupakan kegiatan pemberian pelayanan kepada pengunjung  perpustakaan dalam menggunakan bahan-bahan pustaka. pelayanan pengguna  perpustakaan meliputi :
a. pelayanan sirkulasi yaitu kegiatan melayani peminjaman  dan  pengembalian  buku-buku perpustakaan, serta pembuatan statestik  pengunjung . Daftar koleksi yang di pinjam dan dikembalikan dicatat oleh  pustakawan bagian sirkulasi dalam buku tertentu  atau dalam sistem  komputerisasi .
b. Pelayanan referensi. Pelayanan referensi mengacu pada pelayanan  informasi dan pemberian bimbingan belajar. Pelayanan informasi meliputi  hal-hal yang berkaitan dengan perpustakaan yang tidak terjangkau dalam  tata kerja pegawai sirkulasi. sedangkan pelayanan pemberian bimbingan  belajar adalah kegiatan membimbing pengguna perpustakan dalam memahami  referensi yang digunakan. Layanan bimbingan belajar biasanya dibutuhkan  dalam perpustakaan untuk lembaga pendidikan dasar dan menengah.  
Kegiatan pokok pelayanan referensi adalah;  
(1) Memberikan informasi yang bersifat umum, baik mengenai perpustakaan itu sendiri, maupun mengenai Unit pelayanan referensi
(2) Memberikan informasi yang bersifat khusus yang memerlukan koleksi  referensi atau tentang jaringan kerjasama perpustakaan tersebut dengan  perpustakaan lain
(3) Memberikan bantuan ditemukannya informasi yang dibutuhkan pengunjung
(4) Memberikan bantuan pengarahan pada pengunjung yang membutuhkan
(5) Memberikan bimbingan belajar kalau dibutuhkan
Pelayanan perpustkaan bisa bersifat terbuka, yakni pengunjung bebas  masuk pada ruang koleksi dan mengambil sendiri bahan pustaka yang  diinginkan (tata pajan), atau dengan sistem tetutup, artinya pengunjung  tidak diperkenankan masuk dan hanya menyebutkan buku yang diinginkan,  sedangkan yang mengambil adalah petugas perpustakaan.  
c. Tata tertib perpustakaan. Untuk kelancaran pelayanan sirkulasi dan  referensi, perpustakaan hendaknya menerbitkan tata tertib yang dapat  dijadikan pedoman oleh setiap penggunanya.  Tata tertib yang baik  biasanya meliputi; sifat dan status perpustakaan, keanggotaan  perpustakaan, bahan-bahan pustaka yang ada, sanksi bagi pelanggar tata  tertib, iuran anggota (kalau ada), sistem penyelenggaraan, dan jadwa  (waktu) pelayanan.  
6. Penyediaan perlengkapan perpustakaan
Dalam penyelenggaraannya, perpustakaan memerlukan ruang khusu beserta  segala perlengkapan yang dibutuhkan. Perlengkapan-perlengkapan yang  dibutuhkan tersebut antara lain adalah ;
a. Ruang Perpustakaan. Ruang perpustakaan boleh di-design seperti ruang  kelas atau bentuk lain.  Hal yang perlu diperhatikan adalah luas ruang  perpustakaan harus disesuaikan dengan jumlah pelanggan perpustakaan itu  sendiri. Ukuran ruang perpustakaan untuk SD adalah 1 m2 : 7 murid, SLTP 1  m2 : 4 siswa, SLTA dan umum 1 m2 : 3. Ukuran-ukuran tersebut adalah  ukuran maksimal. Penyediaan ruang perpustakaan sebaiknya harus  memperhatikan beberapa hal :
(1) Gedung perpustakaan berdekatan dengan ruang-ruang belajar, atau kalu mungkin di  pusat kampus atau lembaga yang menaunginya 
(2) Berdekatan dengan lokasi parkir, jauh dari kebisingan, mudah dicapai  oleh kendaraan pengangkut buku, aman dari kebakaran dan banjir serta  pencurian, dan mudah diperluas sewaktu-waktu. 
(3) Terletak pada arus lalu lintas manusia agar faktor aksibilitas dapat  dicapai setinggi-tingginya, teapi hindarkanlah menjadi lalu lintas  manusia 
b. Peralatan perpustakaan. Peralatan tersebut meliputi peralatan habis  pakai seperti potlot, potlot warna,   buku catatan, blangko surat, kartu  anggota, catatan sirkulasi buku, dan sebagainya,  demikian juga  perlatan yang sifatnya tahan lama seperti mesin ketik, komputer, jam  dinding, dan sebaginya. 
c. Perlengkapan perpustakaan. Perlengkapan yang dibutuhkan antara lain  adalah rak buku, rak surat kabar, rak majalah, gambar-gambar besar, meja  kursi, lemari katalog, kereta buku, papan displayn (tempat memamerkan  buku-buku baru), dan lain-lain. 
7. Pengangkatan petugas perpustakaan.
Untuk kelancaran penyelenggaraan perpustakaan, maka perlu ditunjuk petugas perpustakaan yang terdiri dari;
a. Kepala perpustakaan, yang bertugas mengorganisir kegiatan perpustakaan 
b. Staf perpustakaan, yang bertugas melaksanakan program kerja yang  telah disusun oleh kepala perpustakaan. Staf perpustaklaan setidaknya  terdiri dari petugas pelayanan teknis atau processing, petugas pelayanan  pembaca, petugas tata usaha, dan satuan pengamanan (Sat-Pam). seluruh  petugas perpustakaan harus memenuhi kreteria; memiliki pengetahuan  bidang perpustakaan, memiliki pengetahuan bidang pendidikan, memiliki  minat terhadap pengembangan perpustakaan, suka bekerja keras, tekun, dan  teliti, serta terampil dalam mengelola perpustakaan. Untuk memenuhi  tuntutan tersebut, maka lembaga penyelenggara perpustakaan senatiasa  mengadakan pembinaan kemampuan dan pembinaan moral kerja petugas  perpustakaan. 
Analisis Pelaksanaan Kegiatan Perpustakaan di MA. Miftahul Ulum Sumberjati
Sejak tahun pelajaran 2001-2002, MA Miftahul Ulum telah berhasil  memberikan layanan perpustakaan pada segenap stakeholders-nya. Hal ini  merupakan langkah maju, mengingat di usianya yang sangat dini,  MA  Miftahul Ulum telah berupaya untuk memenuhi kebutuhan siswa dan guru  dalam bidang pengembangan sumber belajar yaitu perpustakaan. 
Pengadaan bahan pustaka, pada awal pendirianya dimasukkan dalam  Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Madrasah (RAPBM). Namun sejak  tahun pelajaran 2003-2004 pengelolaan perpustakaan diserahkan kepada  bagian khusus yang diangkat oleh kepala madrasah melalui persetujuan  ketua yayasan. Berdasarkan aturan yang baru tersebut pengelolaan  perpustakaan bersifat independen. Meskipun demikian kepala perpustakaan  diwajibkan memberikan laporan tahunan kepada kepala madrasah dengan  tembusan disampaikan kepada ketua yayasan.
Sikap independen tersebut sengaja diberikan untuk memberikan ruang gerak  yang lebar pada pengelola perpustakaan dalam melaknakan kegiatanya,  meskipun tentu saja dalam perencanaan kerjanya para pengelola  perpustakaan harus melakukan kordinasi dengan kepala madrasah dan fihak  yayasan, serta diwajibkan memberikan laporan tertulis kepada kepala  madrasah sedikitnya setiap tahun pelajaran untuk dievaluasi efektifitas  dan efisiensi kerjanya.
Dalam pelaksanaan kegiatannya, perpustakaan dipmnpin oleh kepala  perpustakaan dan dibantu oleh beberapa staf dengan rincian tugas-tugas  pokok sebagai berikut: 
1. Membuat analisis kebutuhan bahan pustaka yang relevan
2. Menginventarisir bahan-bahan pustaka yang dimiliki
3. Membuat katalog bahan pustaka
4. Merancang tata cara pemanfaatan bahan pustaka
5. Melayani guru, siswa dalam peminjaman bahan pustaka
6. Mengelola keuangan perpustakaan
7. Melayani pengunjung setiap berkunjung ke perpustakaan 
8. Merawat dan menjaga keamanan bahan pustaka dalam perpustakaan yang menjadi koleksi perpustakaan
9. Menjalin kerjasama dengan perpustakaan lain
10. Membuat laporan
Pada dasarnya pengelolaan perpustakaan MA. Miftahul Ulum sudah berjalan  dengan baik, namun demikian ada beberapa hal yang masih perlu  pengembangan di waktu yang akan datang. Beberapa langkah yang dapat  diambil dalam rangka pengembangan tersebut anatara lain adalah:
1. Pengadaan sumber daya manusia (pengelola perpustakaan) yang memiliki  kualifikasi keilmuan yang relevan dengan bidang kepustakaan. Hal ini bis  ditempuh dengan beberapa cara antara lain:
a. Merekrut karyawan baru yang memiliki kualifikasi tersebut di atas
b. Mengembangkan skill karyawan yang ada dengan tugas belajar, magang dan pencangkokan
c. Mengadakan pelatihan kepustakaan pada karyawan dengan tutor yang ahli di bidang perpustakaan
d. Melakukan studi banding ke perpustakaan lain yang sudah maju
2. Pengadaan bahan pustaka yang lebih variatif. Hal ini bisa ditempuh dengan cara:
a. Membuat anggaran tetap penambhan bahan pustaka
b. Bekerja sama dengan beberpa instansi untuk mendapatkan tambahan koleksi bahan pustaka
c. Membuat jaringan kerja dengan beberpa penerbit untuk mendapatkan informasi buku-buku terbaru
3. Peningkatan kesejahteraan karyawan untuk meningkatkan produktifitas kerja
Penutup
Perpustakaan yang dikonotasikan sebagai sarana pendidikan yang erat  kaitannya dengan buku-buku dan sumber pembelajaran, terasa amat penting  keberadaannya. Oleh karena itu sebuah institusi pendidikan akan merasa  sangat sulit dalam memacu semangat belajaar peserta didiknya, tanpa  dukungan dari keberadaan perpustakaan yang memadai.
Bagi sebagian (mungkin kebanyakan) lembaga pendidikan, pengadaan sarana  perpustakaan, bukanlah merupakan hal yang mudah. Hal itu dikarenakan  pengadaan perpustakaan memerlukan dana yang tidak sedikit serta sumber  daya manusia yang handal sebagai pengelolanya. Oleh karena iti, menjadi  tugas kita semua untuk memikirkan keberlangsungan kegiatan kependidikan  yang disertai dengan pemenuhan sarananya, termasuk didalamnya adalah  perpustakaan. 
Madrasah Aliyah Miftahul Ulum adalah termasuk lembaga pendidikan  menengah yang menyadari pentingnya perpustakaan dalam sistem  pendidikannya. Oleh karena itu sejak tahun pelajaran 2001 lembaga  tersebut telah membuka layanan perpustakaan untuk mengembangkan keilmuan  para stakeholders-nya. 
Tulisan ini adalah diskripsi singkat tentang langkah-langkah dasar  pengelolan perpustakaan. Dengan demikian penulis berharap semoga tulisan  ini dapat bermanfaat dalm khzanah keilmuan, seta dapat menjadi  kontribusi bagi pengelola perpustakaan MA. Miftahul Ulum Sumberjati  dalam pengambilan kebijakan ke depan.
Sumber : http://mamusumberjati.blogspot.com/2010/05/perpustakaan-sebagai-sumber-belajar.html
 
Tidak ada komentar:
Posting Komentar